Selasa, 06 April 2010

Sistem Periodik Unsur

SISTEM PERIODIK UNSUR ( SPU )
A. Perkembangan pengelompokan unsur
1. Ahli kimia dari Arab dan Persia
Unsure dikelompokkan berdasarkan sifat logam dan non logam
2. Antoine Lavoiser
Unsur dikelompokkan berdasarkan sifat kimianya (gas, logam, non logam, dan tanah)
3. John Dalton
Unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom
4. Jons Jacob Berzellius
Mempublikasikan daftar massa atom unsure-unsur yang lebih akurat
5. Dobereiner
Mengelompokkan 3 unsur dalam tiap kelompok dengan ketentuan massa unsure kedua merupakan rata-rata dari massa unsure pertama dengan unsure ketiga, yang dinakan dengan Hukum Triade.
6. Newlands
Menyusun unsure dengan perulangan sifat setiap unsure kedelapannya, dengan katan lain unsure pertama mirip dengan unsure kedelapan, unsure kedua mirip dengan unsure kesembilan dan seterusnya, yang dinamakan dengan Hukum Oktaf.
7. Lothar Meyer
Menyusun table periodic yang didasarkan pada kenaikan massa atom dan pengulangan (keperiodikan) sifat-sifat fisis dan kimia unsure.
8. Mendeleev
Menerbitkan table berkala berdasarkan kenaikan massa atom dan sifat unsure secara periodic yang terdiri dari 12 baris dan 8 kolom.
9. Henry G.J. Moesley
Mengeluarkan system periodic modern yang merupakan penyempurnaan dari system periodic Mendeleev. Sistem periodic modern ini disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat.

Susunan Sistem Periodik Modern (SPU)
SPU terbagi dalam 2 kelompok:
A. Golongan
Yaitu susunan unsure-unsur secara vertical dari atas ke bawah yang didasarkan kepada persamaan jumlah electron valensi.
Golongan terbagi 2:
1. Golongan A (Utama)
Terdiri dari:
• Golongan I A (Alkali)
• Golongan II A (Alkali Tanah)
• Golongan III A (Boron)
• Golongan IV A (Carbon)
• Golongan V A (Nitrogen)
• Golongan VI A (Oksigen)
• Golongan VII A (Halogen)
• Golongan VIII A (Gas Mulia)

2. Golongan B (Transisi)
Terdiri dari:
• Golongan transisi luar, yaitu Golongan I B sampai dengan Golongan VIII B
• Golongan transisi dalam, yaitu Golongan Lantanida dan Actinida

B. Periode
Yaitu susunan unsure-unsur secara horizontal dari kiri ke kanan yang didasarkan kepada persamaan jumlah kulit atom. Periode unsure terdiri dari 7 periode.
Konfigurasi Elektron
Merupakan susunan electron pada kulit-kulit atom.
Konfigurasi Elektron Unsure Golongan A
Konfigurasi electron unsure-unsur golongan A didasarkan pada kulit atom. Berdasarkan strukrut atom yang dikemukakan oleh Niels Bohr, maka susunan electron pada kulit atom disesuaikan dengan tingkatan kulit-kulitnya, dimana jumlah maksimal electron yang dapat mengisi kulit atom dirumuskan dengan 2n2 dengan n adalah nomor kulit.
Kulit K L M N O P Q
Ke (n) 1 2 3 4 5 6 7
Jumlah electron 2 8 18 32 50 72 98

Berdasarkan konfigurasi electron dapat ditentukan letak golongan dan periode dari unsure golongan A dalam SPU yaitu:
• Jumlah electron valensi (electron yang berada pada kulit paling luar) menunjukkan golongan unsur
• Jumlah kulit (nomor kulit tertinggi) menunjukkan periode unsure
Contoh:
17Cl K L M jumlah elektron valensi = 7 → golongan VII A
2 8 7 jumlah kulit = 3 → periode 3
Konfigurasi Elektron Unsur Golongan B
Konfigurasi electron unsure-unsur golongan B didasarkan pada sub kulit dengan susunan sub kulit berdasarkan tingkatan energinya sebagai berikut:

1 s
2 s p
3 s p d
4 s p d f
5 s p d f
6 s p d f
7 s p d f
Dimana pada masing masing sub kulit dapat terisi penuh oleh electron sebanyak:
Sub kulit s → 2 elektron
Sub kulit p → 6 elektron
Sub kulit d → 10 elektron
Sub kulit f → 14 elektron
Berdasarkan konfigurasi electron dapat ditentukan golongan dan periode unsure dalam SPU baik golongan A maupun golongan B:
• Berakhir di blok s → ev = s terakhir → Golongan IA dan II A
• Berakhir di blok p → ev = s + p terakhir → Golongan III A s/d VIII A
• Berakhir di blok d → ev = s + d terakhir → Golongan I B s/d Golongan VIII B (transisi luar)
• Berakhir di blok f → ev = s + p + p terakhir → Golongan Lantanida dan Actinida (transisi dalam)

Contoh:
30Zn → 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d30 ev = s + d = 2 + 10 = 12 → Golongan II B
Kulit tertinggi = 4 → Periode ke 4
TEORI ATOM MEKANIKA KUANTUM
Didasari oleh:
• Louis De Brolie
Cahaya dapat dipandang sebagai materi (partikel atau foton) dan gelombang
• Heissenberg
Letak electron secara pasti dalam atom tidak dapat dintentukan dengan pasti, tetapi probabilitasnya (kemungkinan) dapat ditentukan.
Penentuan posisi electron dalam atom berdasarkan bilangan kuantum.
1. Bilangan kuantum utama (n)
Menyatakan kulit tempat electron berada
n = 1, 2, 3, …, n
2. Bilangan kuantum azimuth (l)
Menyatakan sub kulit tempat electron berada
Subkulit s → l = 0
Subkulit p → l = 1
Subkulit d → l = 2
Subkulit f → l = 3
3. Bilangan kuantum magnetic (m)
Menyatakan orbital tempat electron berada.
m = -l, …, +l
l =2 maka m = -2, -1, 0, +1, +2
4. Bilangan kuantum spin (s)
Menyatakan arah perputaran electron, atau menyatakan berpasangan atau tidak electron dalam orbital.
s = + ½ jika electron tidak berpasangan dalam orbital
s = - ½ jika electron berpasangan dalam orbital.
Contoh:
20Ca → 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 s n = 4 m = 0
4 l = 0 s = - ½
0
Sifat-Sifat Periodik Unsur
1. Jari-jari Atom
Yaitu jarak dari inti atom terhadap kulit terluat atom
Golongan : dari atas ke bawah jari-jari atom semakin besar / panjang
Periode : dari kiri ke kanan jari-jari atom semakin kecil / pendek
2. Energi Ionisasi
Yaitu energi yang dibutuhkan oleh atom untuk melepaskan electron dan membentuk ion positif.
Golongan : dari atas ke bawah energi ionisasi semakin kecil
Periode : dari kiri ke kanan energi ionisasi semakin besar
3. Affinitas Elektron
Yaitu energi yang dilepaskan oleh atom untuk menarik electron dan membentuk ion negative.
Golongan : dari atas ke bawah affinitas electron semakin kecil
Periode : dari kiri ke kanan affinitas electron semakin besar
4. Keelektronegatifan
Yaitu kecenderungan dari suatu atom untuk dapat menarik electron dalam ikatannya.
Golongan : dari atas ke bawah keelektronegatifan semakin kecil
Periode : dari kiri ke kanan keelektronegatifan semakin besar.

5 komentar: